Konduktor Twilight Orkestra, Addie MS,
menyatakan alunan musik memang terbukti secara ilmiah dapat mempengaruhi
mood atau emosi seseorang. Dengan mendengarkan irama musik tertentu,
seseorang bisa merasa gembira, optimistis atau malah sedih. Tak hanya
itu, Addie juga percaya bahwa musik,khususnya musik klasik dapat
mempengaruhi karakter serta kecerdasan seseorang, umpamanya ke-mampuan
matematis atau linguistik.
Pendapat Addie rasanya tak berlebihan.
Beberapa tahun terakhir ini, makin banyak hasil penelitian ilmiah yang
mengungkapkan adanya korelasi erat antara musik dengan pembentukan
karakter atau pun peningkatan kemampuan otak. Demikian pula pada emosi.
Adi lalu menyebutkan salah satu contohnya adalah sang istri, Memes.
Menurut Addie, Memes adalah seorang yang sangat peka terhadap hal-hal di
sekelilingnya, terutama pada mood-nya. Jika Addie memasang musik klasik
berat seperti musik klasik era romantik atau modern, sang istri bisa
merasa ketakutan dan tegang sepanjang hari.
Konduktor Twilight Orkestra ini menilai
banyak manfaat yang bisa diambil dari musik klasik. Pasangan Addie dan
Memes telah mencoba menerapkan terapi musik klasik kepada kedua anak
laki-lakinya. Anak sulungnya Kevin yang kini berusia 11 tahun,
dibiasakan men-dengarkan musik klasik sejak kecil. Selain itu, mulai
usia 3,5 tahun Kevin secara konsisten berlatih piano dan biola.
Hasilnya, cukup menggembirakan. Kevin tumbuh menjadi seorang anak yang
menyenangkan. Nilai-nilai aka-demik Kevin juga selalu di atas rata-rata.
Maka tak heran jika Addie dan Memes menerapkan hal yang sama kepada
anak bungsunya, Tristan yang sebentar lagi genap berusia empat tahun.
Sehari-harinya Tristan dibiasakan mendengar musik klasik gubahan Mozart
atau Bach. Langkah yang dilakukan Addie dengan menerapkan terapi musik
klasik sejak dini bagi anak-anak mereka, boleh jadi dipengaruhi
hasil-hasil penelitian ilmiah tentang pengaruh musik klasik terhadap
kemampuan seseorang. Sejak tahun 1963 silam misalnya, telah dilakukan
serangkaian penelitian tentang pengaruh musik, tidak hanya pada manusia
tetapi juga pada binatang. Seekor tikus putih dimasukkan ke dalam
labirin.
Percaya atau tidak, ketika alunan musik
klasik karya Mozart diperdengarkan, tikus tersebut bergerak lebih cepat
menemukan jalan keluar, dibandingkan tanpa alunan musik Mozart. Atau,
pernah juga dilakukan penelitian terhadap sejumlah siswa sekolah dasar
dan mahasiswa yang sedang menghadapi ujian akhir. Sebelum ujian, mereka
diperdengarkan alunan musik klasik karya Mozart selama 10 hingga 15
menit. Hasilnya, ternyata mereka mengalami peningkatan kemampuan
memahami ruang (spasial) lebih lama 10 hingga 15 menit.
Demikian pula halnya dengan percobaan
yang dilakukan pada tanaman dalam rumah kaca diDenver, Amerika
Serikat. Ada lima rumah kaca yang masing-masing diletakkan satu jenis
tanaman dengan suhu dan kondisi yang persis sama. Masing-masing rumah
kaca itu diperdengarkan jenis musik yang berbeda, mulai dari musik pop,
rock, country, klasik dan tanpa musik sama sekali. Hasilnya bisa dilihat
beberapa bulan kemudian. Tanam-an yang diperdengarkan mu-sik klasik
ternyata pertumbuhannya paling menonjol dan subur. Sementara, tanaman
yang diperdengarkan musik rock justru kebalikannya, dalam keadaan layu
dan kurus kering.
Penonton Agresif
Tak hanya hasil penelitian secara ilmiah,
Addie juga memberi contoh nyata berdasarkan pengalamannya sendiri.
Kira-kira setahun yang lalu, Addie pernah menggelar konser Twilight
Orkestra di Istora Senayan, Jakarta yang dihadiri sekitar 7000 penonton.
Sebagian besar yang dibawakan Twilight Orkestra malam itu adalah musik
klasik populer.
Meski dihadiri banyak penonton, konser
dapat berjalan mulus tanpa kekerasan sedikit pun. Kondisi tetap
aman-aman saja ketika serombongan penonton berjalan kaki menuju Blok M
karena kehabisan angkutan umum. Sam-pai-sampai petugas yang biasa
berjaga di sekitar Istora Senayan menyatakan ke-heranannya. “Kok bisa ya
mereka (penonton) datang dan pulang dengan tertib,” sahut Addie
tergelak, menirukan ucapan sang petugas. Situasi yang sama kerap terjadi
pada pertunjukan-pertunjukan musik klasik kelas dunia seperti yang
dibawakan Pava-rotti and Friends atau The Three Tenors.
Kejadian semacam ini sulit ditemukan pada
pertunjukan-pertunjukan jenis musik lainnya seperti musik pop atau
rock, apalagi heavy metal. Pada pertunjukan musik seperti itu biasanya
penonton menjadi histeris. Makin besar volumenya, penonton akan
terdorong menjadi agresif.
nah,, sekarang cobalah untuk membiasakan
diri mendengarkan musik yang harmonis, dinamis dan tentunya klassik..
moga-moga musik tersebut membawa anda pada realitas yang sangat anda
inginkan.. hehehehe,,,
silahkan berkomentar sesuka hati anda…